Tiga pekan setelah bulan Ramadan, ia memutuskan masuk
Islam. "Saya merasakan kedamaian". Bennet, perempuan dari New York
dan juga seorang keturunan Puerto Rico, memeluk Islam setelah satu bulan
mencoba untuk berpuasa di bulan Ramadan.
"Saya juga seorang keturunan Afrika-Amerika," ujarnya
memperkenalkan diri dikutip dari laman OnIslam.net, Jumat 9 Juli 2015. Bagi Bennet, Islam adalah sebuah agama hebat yang bisa mengubah seluruh
kehidupannya.
Sebelum memeluk Islam, Bennet hanya pergi ke tempat beribadah untuk
acara-acara khusus atau merayakan hari besar keagamaan. Sebenarnya pengalaman pertama puasa Ramadan Bennet terjadi sebelum menjadi
seorang mualaf.
"Saya telah berlatih puasa satu hari sebelum atau ketika belum
Ramadan," kenang Bennet. Entah mengapa saat itu dia terbangun untuk sahur. Dia ingat bahwa dia akan
berpuasa pada hari itu, tapi waktu itu bukan bulan Ramadan. Tapi dia tetap
melakukannya ketika itu.
Bennet kemudian berpuasa dan bekerja sepanjang hari dan semuanya berjalan
baik-baik saja. Bagi Bennet, dia telah menemukan sebuah tantangan. Bennet pun merasa ia sanggup setelah mencoba selama satu hari. Dia
memutuskan; 'OK, saya akan berpuasa penuh di bulan Ramadan'.
Bennet mengingatkan dia berpuasa bukan karena alasan agama karena saat itu
dia bukan seorang Muslimah. Namun Bennet mampu menjalankan ibadah puasa satu
bulan penuh. Ketika berhasil menyelesaikan puasa satu bulan penuh itu, Bennet merasa
seperti telah meraih satu prestasi pribadi.
"Saya merasakan kedamaian. Saya merasakan kasih sayang yang tidak
pernah diberikan anggota keluarga saya," katanya. Tiga pekan setelah bulan Ramadan, Bennet memutuskan masuk Islam.
"Saya
masuk Islam pada 13 September 2009. Setelah menjadi mualaf, rasanya seperti
hari-hari lain, tapi hari berikutnya saya merasakan sesuatu yang luar
biasa." Sebelum berpuasa, Bennet mengalami berbagai pergolakan; perang batin,
bertengkar dan segala hal yang bisa menghanguskan sebuah pertemanan.
Namun setelah masuk Islam, hatinya dipenuhi oleh kedamaian yang sangat
dalam. Selama Ramadan, Bennet mengunjungi rekan-rekan yang membantunya masuk Islam.
Dia merasa ingin selalu bersama mereka. Setiap pulang kerja, Bennet akan pergi
ke pusat Islam di Brooklyn dan larut dalam persaudaraan Muslim.
"Saya ingin bersama mereka. Saya telah mengamati semua agama lain dan
saya tidak mendapatkan perasaan luar biasa," ujar Bennet.
Sumber : onislam.net
※ Ya Allah... semoga yang membaca
artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Salam sayang buat
isteri tercinta :
“Siti Nurjanah”