Ini kisah hidup Claire Biskill. Mualaf asal Inggris. Masa
muda perempuan 37 tahun ini dilewatkan dengan berhura-hura. Saban hari
menenggak minuman keras. Menari di bar dengan setengah telanjang saat waktu
malam. Pergaulannya sungguh bebas.
“Sebelum menjadi ibu, saya selalu
berpikir tak masalah membawa pulang seorang lelaki setelah keluar malam,” tutur Claire dikutip dari Mirror.co.uk.
Kehidupan Claire Muda
sungguh tak sehat. “Saya bisa merokok 40 batang sehari. Aku seperti cerobong
asap dan hampir selalu memegang rokok di tangan saya.”
Pada 2012 silam,
perempuan yang punya tiga anak, yang masing-masing berusia 18, 16, dan 6 tahun
itu, belajar burlesque penari opera. Sejak itu, Claire secara rutin menari-nari
dengan mengumbar bagian tubuhnya.
“Saya menari secara rutin, dimulai
dengan berpakaian dan berakhir hanya dengan pakaian dalam,” tutur Claire. Gaya hidup itu
berimbas pada keluarga. Rumah tangga yang dia bina selama delapan tahun kandas
pada 2013 silam.
Di tahun yang sama,
Claire memperdalam ilmu pariwisata pada sebuah perguruan tinggi. Keputusan
inilah yang menuntunnya menemukan Islam. Di tengah masa belajar itu, dia
berkunjung ke Gambia, sebuah negara di Afrika Barat.
Kunjungan yang
dilakukan tahun ini telah mempertemukannya dengan Sarif Jallow. Pemuda berusia
28 tahun yang hangat dan baik hati. Kala itu, Claire langsung jatuh cinta. “Ini cinta pada pandangan pertama. Dia
seorang guru, sangat cerdas dan baik hati,” tutur dia.
“Saat hari terakhir perjalanan pada
Maret silam dia berkata mencintai saya. Saat tiba di bandara saya menangis dan
terus menangis selama tiga jam tanpa henti,” tambah Claire.
Setelah sampai di
rumah, Claire menerima telepon dari Sarif. Dalam waktu sepekan itu, pemuda yang
baru dikenal itu selalu menelepon di waktu malam. Hingga pada akhirnya melamar
Claire melalui telepon itu. hati ibu tiga anak ini pun tergetar.
Namun Claire sadar.
Keyakinannya berbeda dengan Sarif yang seorang Muslim. Sehingga dia mencari
tahu tentang Islam karena dalam setiap telepon itu Sarif juga berbicara tentang
agama.
“Saya dengan cepat merasa nyambung.
Ini [Islam] berisi perdamaian, empati, cinta, dan kebaikan, semuanya saya
yakini. Saya sadar saya harus menjadi seorang Muslim,” kata Claire.
Keputusan untuk
menjadi mualaf semakin kuat. pada Juni silam, Claire mengucap Syahadat. Nama
Claire Biskill pun diganti dengan Jameela.
Secara perlahan dia
pelajari Islam. Pada bulan Ramadan silam, dia juga turut berpuasa. “Itu sulit tetapi sangat memuaskan. Pikiran
romantis dilarang selama bulan Ramadan, jadi saya tidak berbicara dengan Sarif
di siang hari karena mendengarkan suaranya bisa membangkitkan syahwat.”
Claire juga telah
menceritakan masa lalunya kepada Sarif. Dan pemuda yang dia cinta itu
tercengang. Namun bisa menerima karena kemauannya untuk berubah.
Kini, Jameela
benar-benar belajar hidup sebagai Muslimah. Dia mulai belajar berkerudung. Dan
juga menyantap makanan halal. “Saya
berjalan sepuluh mil untuk memastikan membeli makanan halal,” kata dia.
Kebiasaan lama yang
penuh dengan kehidupan glamor juga dia tinggalkan. Bar yang dulu menjadi rumah
ke duanya sudah tak pernah dia datangi lagi. “Saya tidak bisa membayangkan memamerkan tubuh saya seperti itu [menari
burlesque]. Saya sangat malu dengan perilaku saya.”
Namun, jalan hidup
sebagai Muslimah tak mudah. Dia mendapat perlakuan kurang baik dari
teman-temannya. Bahkan sebagian dari mereka memutus persahabatan itu. “Orang yang saya kenal menarik jaket mereka
ke atas kepala dan berlari berkeliling sambil berteriak ‘Saya Jameela’. Saya
juga telah dipanggil teroris oleh orang lain dan juga mantan teman-teman saya,”
ucap dia.
Meski kehilangan
sebagian teman, Claire yang merasa terlahir kembali dengan nama Jameela itu
mendapat gantinya. Dia kini bisa hidup damai bersama komunitas Muslim di
lingkungannya.
“Komunitas Muslim sangat terbuka.
Saya diundang ke rumah mereka. Saya tidak pernah merasa lebih bahagia atau
sehat sebelum ini. Dan semua itu, terma kasih telah berjumpa Sarif,” kata Jameela.
Perempuan yang di
waktu muda doyan mabuk-mabukan itu mengganti malam-malamnya dengan beribadah. “Saya salat lima waktu. Saya juga mulai
membaca Alquran terjemahan, karena saya tidak bisa berbahasa Arab dengan baik,”
tutur dia.
※ Ya Allah... semoga yang membaca
artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
¤ Salam sayang buat
isteri & anak tercinta :
“Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah”